Thursday 5 February 2015

TIPS MERAWAT BURUNG PARKIT BUAT MASTERAN MURAI BATU

                      TIPS MERAWAT BURUNG PARKIT BUAT MASTERAN MURAI BATU  




Cara Merawat Burung Parkit Untuk Masteran Murai BatuParkit bisa disebut sebagai burung yang mempunyai berbagai fungsi. Selain bisa dijadikan burung piaraan di rumah, termasuk bisa dilatih untuk menjadi burung yang bisa diajak bermain dan melakukan berbagai atraksi, Anda juga dapat menangkar burung parkit untuk menambahkan penghasilan. Bukan hanya itu saja, parkit juga sering digunakan untuk memaster burung kicauan. Suara burung parkit yang kencang, keras, dan penuh dengan cerecetan tajam sangat bagus untuk digunakan sebagai burung masteran untuk jenis burung murai batu.
Cara Memilih Burung Parkit Bakalan:
Pemilihan atau seleksi burung parkit untuk tujuan masteran tergantung juga dari keinginan kita sendiri. Jika memilih burung parkit yang masih berusia muda, tentu burung akan lebih mudah untuk dilatih dengan suara burung lainnya seperti kenari, ciblek, lovebird, dan seterusnya. Tetapi penggunaan parkit sebagai masteran khusus untuk burung murai batu atau burung-burung kicauan lainnya sebaiknya dilakukan ketika burung sudah berusia mapan dan mempunyai banyak isian.
Seperti halnya lovebird, burung parkit yang sering dimanfaatkan untuk masteran justru adalah burung parkit betina. Sebab suara cerecetannya masih asli, cenderung lebih panjang, dan lebih pintar meniru suara burung lain.
Sedangkan parkit jantan cenderung sudah bersuara isian, dan suara cerecetan yang lebih pendek daripada burung betinanya. Untuk cara membedakan jenis kelamin burung parkit, silakan baca artikel cara membedakan jenis kelamin burung parkit.
Jenis burung parkit yang terdapat di pasaran Indonesia sangat beragam, dan jenis parkit yang paling terkenal adalah parkit holland yang memiliki postur tubuh lebih besar dan lebih panjang dibanding burung parkit lokal. Malahan sekarang sudah lahir jenis-jenis parkit baru hasil mutasi atau parkit budgerigar, juga burung parkit impor, yang harganya jauh lebih tinggi dari kedua jenis parkit yang popular di negara kita.
Bagi pemula yang kebetulan suka jalan-jalan ke pasar burung, pasti pernah melihat kios yang juga menjual parkit beraneka warna dalam kandang ombyokan. Tak jarang burung yang ada di dalamnya terlihat tidak terurus, bahkan sampai ada yang botak (he.. he..). Untuk membantu Anda dalam pemilihan parkit dalam kandang ombyokan, ikuti tips berikut ini:
  1. Pilih parkit yang terlihat sepasang dan sejodoh. Hal ini terlihat dari burung yang selalu ikut ke mana saja pasangannya pergi (nempel terus). Keduanya kadang terlihat saling beradu paruh dan saling menggaruk.
  2. Pilih yang memiliki bulu yang masih lengkap, bersih, sehat, aktif, dan tidak cacat.
  3. Perhatikan bagian lubang hidung (nares). Jika basah atau berair, kemungkinan parkit sedang sakit: sebaiknya jangan dipilih.
  4. Perhatikan juga saat parkit buang kotoran (feces). Jika kotoran tidak menempel pada kloaka, atau bulu-bulu sekitar kloaka, itu menandakan burung sehat. Sebaliknya, burung yang sakit kotorannya cenderung menempel pada kloaka atau bulu-bulu di sekitar kloaka.
  5. Cari burung parkit yang memiliki suara cerecetan tajam dan kencang.
  6. Jangan memilih parkit yang sering duduk di dasar kandang, mata sayu (ngantukan), sering tidur dan tidak bersemangat, serta bulu yang tidak mulus, atau mengalami kebotakan. Parkit dengan ciri-ciri tersebut cenderung dalam kondisi tidak sehat.
Perawatan Harian dan Masalah Pakan:
Parkit termasuk burung yang sangat rentan terhadap pergantian cuaca atau suhu. Burung ini lebih menyukai cuaca atau suhu panas, meskipun bisa juga dipelihara di daerah sejuk asalkan relatif stabil. Burung parkit gampang sakit jika cuaca berubah mendadak: dari panas ke dingin atau sebaliknya.
Para pemelihara, terutama penangkar, umumnya rutin memberikan multivitamin untuk membantu mengatasi efek perubahan cuaca yang mendadak. Selain itu, di saat embusan angin terasa kencang, sangkar harus dikerodong. Jika sangkar atau kandang diletakkan di luar ruangan / rumah, sebaiknya diberi lampu untuk menerangi dan menghangatkan suasana di luar,
Makanan utama parkit adalah biji-bijian, buah, dan sayuran. Biji-bijian yang bisa diberikan misalnya milet dan jewawut, atau bisa juga menggunakan pakan lovebird (tanpa biji matahari) atau pakan kenari. Sayuran yang digemari tauge, dan buah bisa diberikan yang manis seperti apel. Secara berkala, Anda juga bisa membuat pakan bergizi tinggi yaitu eggfood .
Burung Parkit Untuk Masteran Murai Batu
Masalah Pemberian Air Minum:
Pemberian air minum untuk burung masih menjadi pertanyaan bagi sebagian besar kicaumania. Ada anggapan, parkit yang sering diberi air minum lebih rentan sakit. Sebab parkit menjadi berlebihan meminum air, atau bisa juga air ikut masuk ke lubang hidung saat burung mengambil minuman.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perhatikan perilaku parkit yang Anda miliki. Jika burung cenderung lebih sering minum air daripada pakan, sebaiknya air minum diberikan dalam porsi terbatas, atau untuk sementara diganti dengan sayuran atau buah yang mengandung kadar air tinggi seperti pepaya dan apel.
Adapun jika parkit memiliki perilaku normal, dalam artian tidak terlalu sering minum, maka untuk mencegah air masuk ke lubang hidung adalah menggunakan wadah air minum model kotak, yang bagian atasnya berbentuk rata dan tidak cekung. Selain itu, perhatikan persediaan air minum dalam wadah tersebut. Sebab air harus selalu diisi penuh. Jika wadah air tinggal 50-75 % saja, burung akan kesulitan mengambil minum dalam wadah model tersebut.
Sedangkan aktivitas mandi untuk burung parkit bisa disesuaikan dengan karakter dan kebiasannya. Apabila burung terbiasa mandi di dalam wadah air minum, maka sediakan wadah berukuran besar untuk mandinya. Atau, jika dibutuhkan, parkit bisa disemprot dengan sprayer pada bagian kaki, punggung, sayap dan dadanya. Tetapi hindari menyemmprot bagian wajah, agar air tak masuk ke lubang hidung. Setelah dimandikan, burung diangin-anginkan lalu dijemur .
Dengan materi yang terpilih, serta perawatan harian yang rutin, parkit bisa diandalkan sebagai masteran untuk murai batu dan burung kicauan lainnya. Namun, seperti dijelaskan pada bagian awal artikel ini, sebaiknya parkit dimaster terlebih dahulu dengan suara burung lainnya seperti ciblek, cucak jenggot, kenari, lovebird, dan sebagainya, biar semua isian itu terekam di dalam memori parkit, sehingga variasi suaranya makin lengkap.
Pemasteran agar parkit bisa memiliki banyak variasi kicauan bisa dilakukan dengan mendekatkan gantangan burung parkit dengan burung kicauan lainnya. Jika variasinya sudah lengkap, kemudian barulah parkit digunakan untuk memaster murai batu, atau spesies petarung lainnya seperti kacer dan cendet.   

salam burung juara 

No comments:

My Blog List