MENGENAL NURI SAYAP HITAM
Burung nuri sayap-hitam atau Eos cyanogenia adalah burung jenis paruh bengkok yang berukuran sedang, yaitu hanya berkuran 10 centimeter saja. Di dunia internasional burung nuri ini dikenal dengan nama black-winged lory. Burung nuri yang cantik ini hanya bisa dijumpai di Kepulauan Geelvink yang meliputi pulau-pulau Biak-Supiori, Numfor, dan Manim,
Di Biak, burung ini cukup mudah ditemukan di blok hutan kecil yang landai atau di hutan sekunder, dan kadang dijumpai dalam kelompok berjumlah 40-60 ekor burung. Suku burung nuri ini termasuk suku besar dan beraneka ragam. Mereka biasanya mempunyai bulu berwarna-warni. Pada umumnya jenis ini bisa ditemukan di seluruh kawasan tropis dan Australia.
Ciri-cirinya secara umum adalah kepala besar, dan paruh bengkok tetapi kuat. Kakinya umumnya kuat dan lincah, dengan dua jari menghadap ke belakang. Bersarangnya untuk menyimpan telur dan membesarkan anak ditempatkan pada lubang pohon. Sedang makanannya umumnya adalah buah-buahan, biji-bijian, dan tepung sari dari bunga-bunga. Burung ini bisa terbang dengan cepat, dan suara yang dikeluarkan berupa panggilan keras dan tajam.
Nuri ini merupakan jenis yang hidup berkelompok dan sering mencari makan di hutan pedalaman sampai pada ketinggian 460 meter dari permukaan laut. Namun di Supiori jumlahnya makin berkurang pada ketinggian di atas 200 meter. Mereka suka bertengger di perkebunan kelapa serta di dekat hutan pesisir, tetapi tidak ditemukan di daerah bersemak rendah.
Nuri ini merupakan jenis burung yang suka berpindah-pindah sehingga menyulitkan untuk mengetahui jumlah sesungguhnya di alam, tetapi di Biak jumlahnya terus menurun khususnya antara tahun 1982 dan 1995. Ancaman utama terhadap burung ini adalah penangkapan yang dilakukan secara besar-besaran untuk perdagangan, baik di dalam maupun di luar negeri, bahkan di Biak burung ini merupakan burung yang biasa dipelihara.
Sejumlah besar hutan di Biak telah dirusak oleh kegiatan penebangan kayu dan pertanian, terutama di dataran sebelah selatan, sedangkan hutan yang tersisa berada dalam tekanan kehancuran. Lebih jauh lagi, hutan yang berada di daerah batu kapur karang tidak dengan mudah tanaman tumbuh kembali.
Di Supiori, sebagian besar merupakan daerah pegunungan kapur berhutan yang sulit dirambah, sehingga agaknya akan aman dari ancaman penurunan kualitas hutan. Saat ini ada dua kawasan lindung di Kepulauan Geelvink, yaitu Cagar Alam Biak-Utara (meliputi daerah seluas 110 km persegi) dan Cagar Alam Pulau Supiori (meliputi daerah seluas 420 km persegi).
Pada 1997, burung ini cukup umum ditemukan di Cagar Alam Biak-Utara. Statusnya kini adalah rentan. (Birdlife Indonesia)
salam burung juara
No comments:
Post a Comment